Cerita di Masjid Salman ITB

#TehSalmanManis
Lucu ya, ketika Masjid Salman ITB, atau kami sering menyebutnya Salman saja, dituduh menjadi tempat penyebaran paham radikal.
Selama di kuliah, aku tidak “dibesarkan” di Salman. Aku lebih banyak menghabiskan waktu di sisi tenggara kampus, tempat sekretariat unit kegiatan mahasiswa berada.
Hingga tahun 2009 aku mengikuti Pendidikan Dasar Korps Relawan Salman ITB angkatan ke-II. Ketika diksar masih berjalan, gempa melanda Jawa Barat dan mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah. Tidak lama setelah lebaran, gempa berikutnya melanda Sumatra Barat. Di dua bencana ini aku pertama kali turun menjadi seorang relawan. 
Setelah gempa tahun 2009, aku menghilang sejenak dari Korsa, menghabiskan waktu kembali dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Lalu ketika erupsi merapi tahun 2010, aku kembali ke Salman, membantu kawan2 relawan yang turun ke bencana dengan mengurusi posko pusat.
Awal 2011, aku memutuskan untuk fokus berkegiatan di Korps Relawan Salman, turun ke kegiatan rehabilitasi di Yogya, turut membantu korban banjir di Jawa Barat, erupsi gunung Kelud dan bencana lainnya.
Tidak ada yang menyangka aku merupakan salah satu aktivis Salman, bahkan pernah menjabat sebagai Komandan Korsa periode 2011-2013. Tampilanku ya masih tetap seperti biasanya, gondrong, celana lapangan atau jeans, kaos, bahkan dulu masih ngerokok.
 Salman tidak pernah memandang seseorang dari penampilannya. Selama kamu mau berkontribusi dan belajar di Salman, silakan, diterima dengan tangan terbuka.
Bahkan aku dan beberapa orang aktivis merupakan “anak nakal”. Kami menyebut diri Salman Kiri, para “rebel” yang suka memberontak, blak-blakan, karena kebanyakan anak lapangan.
Tapi Salman mengajarkan banyak hal. Ketika aku berada di kondisi terendah kehidupan, Salman dan saudara2 aktivis di sana yang mengulurkan tangan. Berkegiatan di Salman melembutkan hatiku, mengajarkanku jadi lebih sabar, mendengar, dan berpikir.
Banyak hal yang bisa diceritakan tentang Salman, karena Salman merupakan “Banyak hal dalam satu masjid”, tapi radikalisme bukan satu di antaranya. Salman adalah tempat belajar, tempat keluarga berada, dan tempat merenung. Kamu harus merasakan nikmatnya berada di puncak menara salman.

Aku pernah jadi foto model untuk kegiatan Salman lho.

 

 

ya, ini pemandangan dari puncak menara Salman

ini pemandangan yang akan kamu lihat dari puncak menara Salman

8 thoughts on “Cerita di Masjid Salman ITB

Leave a reply to utii Cancel reply