Sepucuk Surat untuk Anakku (VII): Dua Tahun jadi Abak Daru

1 Juli 2021

Dear Anak Bujang Sibiran Tulang, Paubek Jariah Palarai Damam

Daru Lintang Segara

Selamat dua tahun, Daru the Explorer, si Sobat Hujan. Selamat telah menjalani hidup di dunia ini lebih dari tujuh ratus hari, menemani hari-hari kami, mewarnai hidup kami selama 24 bulan ini.

Dua tahun ini engkau menjadi bagian dalam keluarga kecil kami, mengajari kami banyak hal. Engkau melatih kami menjadi orang tua, membentuk kesabaran kami dalam menghadapi segala macam tingkah polahmu. Setiap hari kami terus belajar menjadi orang tua, dengan segala visi keluarga ini. Setiap hari kami terus berusaha menjadi lebih baik, supaya engkau tidak menyesal memiliki orang tua seperti kami.

Nak, di pertengahan tahun ini, pandemi Covid-19 di Indonesia mulai memuncak lagi. Angka masyarakat yang terinfeksi meningkat drastis, bahkan orang yang ada di sekitar kita sudah mulai tertular. Ketersediaan oksigen menipis, bahkan ada berita pasien covid-19 meninggal karena tidak ada lagi stok oksigen. Salah seorang sahabat, sesama relawan di Masjid Salman ITB, telah mendahului kita akibat pandemi ini. Sedih nak, ketika seseorang yang kamu kenal, harus meninggalkan dunia ini terlebih dahulu. Lebih sedih lagi, almarhum meninggalkan anak-anak yang masih sangat kecil. Ya Allah, semoga mereka semua Engkau lindungi dan berkahi.

Nak, di ulang tahunmu yang kedua ini, Abak tidak tahu lagi harus bercerita apa lagi. Akibat pandemi dunia sedang kacau balau. Mungkin saja kemanusiaan lama-lama akan terbunuh, karena orang-orang ketakutan dan mulai memikirkan dirinya sendiri, entah ia masih ingat akan keluarganya atau tidak. Hari-hari ke depan tidak akan semakin mudah, doa yang banyak dan sabar yang luas yang menjaga kewarasan kita.

Nak, kami ingin mewariskan dunia yang lebih baik untukmu, namun melihat kondisi sekarang, hanya doa yang kami lebihkan untukmu. Semoga engkau diberkahi punggung yang lebih kuat, mata yang lebih tajam, kaki yang lebih tangguh melangkah menjalani hidup yang tidak semakin mudah ini. Mudah-mudahan kami pun menjadi lebih kuat dalam mengasuhmu, mengasihimu, dan mendidikmu.

Terima kasih atas dua tahun ini, Daru anakku. Semoga tahun-tahun ke depan kita akan terus diberkahi kebahagiaan, dan kesehatan. Semoga kita semua terhindar dari wabah ini, diberkahi kekuatan dan imunitas. Maafkan Abak dan Bundo yang masih belum mampu menjadi orang tua yang sempurna untukmu. Maafkan atas kekurangan dan kekeliruan kami.

Semoga hidupmu berkah dan bahagia.

Peluk cium

Abak