Ketika Keselamatan Diri Diabaikan

Dalam beberapa minggu ini aku akan berkegiatan di sebuah universitas negeri di sebuah kota di Jawa Tengah. Satu hal yang mencolok yang aku perhatikan adalah bahwa mereka, para mahasiswa berkendara roda dua tidak memakai helm. Sebagian besar aku lihat, hilir mudik tidak memakai helm.

Berdasarkan UU Lalu Lintas no 22 tahun 2009, pengendara speda motor wajib memakai helm SNI, membawa SIM dan STNK motor. Peraturan ini bertujuan untuk keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara. Jika pengendara tidak memakai helm, akan dikenai pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda maksimal Rp. 250.000. jika pengendara tidak membawa STNK, akan dikenai pidana kurungan dua bulan atau denda maksimal Rp. 500.000. Pengendara yang tidak memiliki SIM akan dikenai pidana kurungan empat bulan atau denda maksimal Rp. 1.000.000.

Mungkin mereka memakai helm karena takut akan polisi, bukan karena takut cidera jika terjatuh dan mengalami kecelakaan. Padahal, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di jalan. Seyakin-yakinnya kita akan kemampuan kita berkendara, tapi siapa tahu ada pengendara lain yang meleng, ngantuk atau mabuk dan tiba-tiba menyambar kendaraan kita.

Jumlah kendaraan roda dua di Indonesia sangat banyak. Hadirnya motor transmisi otomatis (matic) disertai gampangnya memperoleh motor dengan kredit menambah banyaknya pemakai kendaraan roda dua ini. Pengurusan SIM yang gampang (apalagi kalau lewat jalur belakang) mengakibatkan kesadaran pengendara akan keselamatan dan rambu-rambu lalu lintas sangat rendah.

Faktor-faktor ini akhirnya memunculkan pengendara-pengendara sembrono yang mengendarai kendaraan seenaknya, tanpa memperhatikan keselamatan diri dan orang lain. Pengendara-pengendara seperti inilah yang menimbulkan banyaknya korban jiwa dalam setiap kecelakaan. Pemakaian helm dalam berkendara sepeda motor, mengurangi cedera kepala 75% jika dibandingkan tidak memakai helm. Helm yang sudah memenuhi SNI mampu menahan benturan yang cukup keras jika pengendara terjatuh saat mengendarai sepeda motor.

Jadi mulai sekarang, biasakan berkendara dengan tertib, utamakan keselamatan.

Kereta Api

Aku menyenangi melakukan perjalanan dengan kereta api. Banyak buku-buku yang bercerita tentang perjalanan dengan kereta api. Ada banyak cerita bisa tertulis, ada banyak pembicaraan terjadi dan banyak renungan yang terjadi di dalam gerbong kereta. Novel Moechtar Loebis, Balada si Roy nya Gola Gong, hingga novel 5 Cm mempunyai adegan yang bercerita di dalam kereta.

Untukku pribadi tidak jauh berbeda. Gerbong kereta bagiku menjadi sebuah ruang meditasi, ruang inspirasi dan chat room jika tidak melakukan perjalanan sendiri. Suatu kali aku pernah “kabur” dari Bandung ke Yogyakarta dengan kereta sehingga aku bisa punya waktu untuk berpikir dalam perjalanan delapan jam Bandung-Yogya.

Dahulu kereta api masih belum sebaik sekarang. Kelas ekonomi apalagi, tidak ada aturan nomor tempat duduk, tidak ada pembatasan penumpang sehingga gerbong kereta sangat penuh, bahkan untuk lewat pun sangat sulit. Sekarang sudah jauh lebih baik, kereta ekonomi sudah melakukan pembatasan penumpang disertai nomor tiket, tidak ada lagi yang merokok di dalam gerbong. Baik dulu ataupun sekarang, perjalanan dengan kereta api selalu menyenangkan, selalu ada cerita baru, selalu ada renungan di dalamnya.

Perjalanan selama beberapa belas jam pun tidak akan terasa terlalu melelahkan. Aku bisa meluruskan kaki kapan saja, bisa berdiri dan berjalan untuk sekedar melancarkan kembali aliran darah ke dan dari kaki. Jendela kereta yang luas menyuguhkan pemadangan yang beragam. Sawah, hutan, kota dan pedesaan berganti-ganti seperti screen saver yang indah.

Jika engkau belum pernah bepergian dengan kereta api, cobalah. Pengalaman yang akan engkau dapatkan akan sangat berbeda. Jika engkau pernah bepergian dengan kapal laut, mungkin engkau akan merasakan pengalaman yang agak mirip, kecuali bagian pemandangan.

Tapi melakukan perjalanan dengan kendaraan apapun, pasti selalu ada cerita baru dalam hidupmu. Tak pernah ada perjalanan yang membawa cerita yang sama, walau arah yang dituju dan orang yang menemanimu sama. Nikmati saja. Enjoy your trip

Bandung-Semarang

4 Mei 2015