Diklatsar KORSA angk III

Tak terasa, udah hampir setahun aja saya bergabung dengan Korps Relawan Salman ITB. Kalau ga salah sekitar bulan Mei atau Juni mulai diklatsarnya yang ga beres-beres gara-gara pas lagi pertengahan ada bencana sehingga kita difokuskan untuk menangani bencana Gempa Jabar dan Sumbar.

Maret 2010 Diklatsar Korsa untuk angkatan III dimulai. Dua minggu pertama adalah acara materi ruangan, Bantuan Hidup Dasar, Psikososial, de el el. Dengan aturan-aturan yang sangat longgar saya kira, sehinga kedisiplinan peserta juga kurang.

Minggu III Diklatsar (28-29 Maret 2010)

Minggu ketiga adalah materi lapangan, diadakan di Gunung Puntang, di sekitar daerah Pangalengan. Materinya adalah Manajemen Perjalanan, PBB, Red Zone Medic. Peserta dikumpulkan di Salman, dan diharuskan menuju lokasi secara mandiri, bukan berbarengan dengan Panitia. Peserta diharuskan membawa logisitik untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri di lapangan, jadi tidak ditanggung oleh panitia. Tujuannya adalah melatih mereka untuk bertahan hidup di lapangan (alam bebas).

Kebetulan untuk acara lapangan saya ditugaskan menjadi Danlap (Komandan Lapangan). Materi di Lapangan dimulai setelah jam 11-an, yaitu Manajemen Perjalanan oleh Kang Fahmi, dan setelah Dzuhur+makan siang dilanjutkan dengan PBB bersama Kang Yandi.

Sorenya dilanjutkan dengan Pengenalan Red Zone Medic bersama tim AsSyifa FK Unpad. Seharusnya setelah Magrib, seluruh peserta akan disebar ke beberapa spot untuk Solo Bivaac. Tetapi karena cuaca yang kurang memungkinkan dan ada peserta yang datang terlambat dan sama sekali tidak membawa perlengkapan untuk Solo Bivaac, akhirnya dibatalkan.

Rapat yang cukup alot oleh panitia di lokasi pada sore harinya untuk memutuskan apakah akan tetap dilanjutkan Solo Bivaac atau diganti dengan kegiatan lain. Dengan petimbangan keselamatan peserta, karena ada yang tidak membawa perlengkapan yang cukup, akhirnya mereka disuruh membuat Group Bivaac, dan Panitia memberikan tekanan terkait kelalaian mereka.

Sekitar jam 1 dini hari, seluruh peserta dibangunkan dan dimobilisasi menuju Goa Belanda yang ada di sekitar lokasi tersebut. Sebuah uji keberanian, dan di akhir mereka diminta lagi komitmen di Korsa. Ada beberapa cerita lucu yang terjadi. Tetapi karena saya ditugaskan untuk menjaga Base, tidak mengetahui dengan jelas apa yang terjadi pada kegiatan tersebut.

Setelah Subuh dan Sarapan, dilanjutkan dengan simulasi Red Zone Medic, dan panitia memberikan kasus nyata dengan menjadi korban beberapa kasus yang biasanya terjadi di lapangan. Sejak sabtu malam, cuaca tidak begitu bagus, Hujan walau ga terlalu deras, menambah dinginnya udara di sana. Tapi ketika dini hari, cuaca berangsur cerah, dan Minggu siangnya hujan lagi. Untungnya tidak ada peserta yang Collapse di lokasi.

Minggu IV Diklatsar (2-4 April 2010)

Karena kebetulan Long Weekend, diklat minggu ke-IV dilakuna sejak hari Jumat, dan lokasinya di Ranca Buaya Garut, 25 Km dari Pantai Santolo Pameungpeuk, sekitar 180-an Km dari Bandung. Peserta ditugaskan Backpacking menuju lokasi. Dengan bekal Rp. 20.000,- perorang, mereka diberangkatkan perkelompok dan harus sampai di Lokasi dengan bekal uang segitu, tidak boleh memakai uang pribadi. Ongkos normal Bandung-Pameungpeuk adalah sekitar Rp. 35.000-Rp. 40.ooo.

Kebetulan saya dan seorang kawan berangkat dengan motor dan sampai di lokasi yang ditentukan sekitar jam 2 siang. Menunggu peserta diklat sampai di lokasi hingga pukul 7 malam. Lalu peserta dimobilisasi menuju lapangan terbang LAPAN, untuk makan malam dan istirahat. Lalu cuaca yang tidak menentu, hujan deras, lalu berhenti, dan hujan lagi, kadang disertai angin kencang, membuat semua peserta dan panitia dievakuasikan ke Rumah Pak RT disitu. Setelah mereka diistirahatkan, jam 2 pagi dibangunkan untuk melakukan Long March dari Pameungpeuk ke Rancabuaya dengan jarak kurang lebih 25 Km.

Efektifnya perjalanan dimulai jam 2.45 dan terus berjalan hingga pukul 05.00 untuk istrahat dan melakukan sholat Subuh. Perjalanan setelah subuh terasa semakin berat karena istirahat yang terlalu lama, dan kondisi peserta juga semakin down. Jam 08.00 akhirnya perjalanan dihentikan, dan mobilisasi ke lokasi dilakukan dengan pick up sewaan. Peserta berhenti di sebuah Jembatan, dan turun ke bawah dengan cara Rappeling.  lalu peserta dimobilisasi menuju sebuah Tebing yang menjorok ke laut untuk makan siang dan sharing pengalaman backpacking mereka. Sore harinya pindah lagi ke teluk, mendirikan tempat bermalam, istirahat, dan peserta menyusun sebuah program yang kemudian akan direalisasikan.

Jam 9 malam, peserta diharuskan istirahat, dan panitia juga. Jam 2 peserta dibangunkan dengan paksa dan mendadak, ditekan dengan flow yang sangat tinggi. Diminta komitmen, kedisiplinan, kebersamaan, sehingga mereka akan bisa melanjutkan Korsa ke depannya. Mereka dipaksa untuk berpikir cepat di bawah tekanan, diberikan sebuah kasus yang berkaitan dengan teman-temannya.

Sekita jam 4.30 pagi, akhirnya peserta Diklatsar Korsa angkatan III resmi menjadi anggota Korsa Angkatan III, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik.