Gila-gilaan Bersama Teman-teman

Seperti lirik lagu nya The Cangcuter, semalam (Rabu, 200110) diajakin jalan-jalan ama teman-teman. Well, niat awalnya cuma pengen nonton sih, tapi berujung muter-muter sebentar.

Jam 19.00 diajakin Arvi untuk nemenin nyuci mobilnya (eh, mobil bokapnya juga sih) barengan ama Rudi dan Momon. Sembari nungguin mobilnya dicuci, kita makan soto babat dulu di jalan Dago, deket kanayakan.

Mobil sudah bersih, dilanjutkan nonton The Spy Next Door yang dibintangi Jackie Chan.Ternyata PengQ dan Reisha udan nungguin di Ciwalk. Sebuah film komedi yang cukup bagus, tapi menurut gw tidak terlalu worthed kalau nonton di bioskop. Bercerita tentang seorang mata-mata China yang bekerja dengan CIA dan memutuskan untuk pensiun dan menikahi tetangganya. Ia kesulitan untuk mendekati anak-anak kekasihnya yang menolak Ibu mereka menikahinya. Juga ada penjahat (yang entah kenapa di setiap film komedi penjahatnya selalu bodoh banget) yang mengincar keluarga kecil ini. Film yang ringan, tapi ceritanya tidak terlalu kuat. Bahkan bisa ditebak dan di awal cukup membosankan.

Selesai nonton, dengan bujuk rayu yang lain, kita jalan-jalan ke Bukit Bintang, kawasan di daerah Dago Atas yang cukup tinggi sehingga bisa menikmati Bintang dan sekaligus kerlap-kerlip kota Bandung. Kawasan ini cukup terkenal, bahkan semalam yang bukan malam minggu saja, banyak yang nongkrong disana menikmati dinginnya udara bandung (sambil pacaran tentunya). Ditemani segelas kopi hangat dan Cup Noddle, kita ngobrol-ngobrol sambil ketawa-ketiwi. Membahas banyak hal, mulai dari fenomena Alay, Komik, Bank Century, DPR (yang dulu kata mendiang Gus Dur seperti anak TK), Kamen Rider, dan topik ga penting lainnya.

Udah puas nongkrong di sana (sebenarnya karena makin dingin juga sih) dilanjutkan dengan meluncur ke BIP. Si Momon udah lama ga ke BIP, cuma pengen ngeliat aja. Lalu perjalanan diteruskan ke Braga, Otista, Tegalega, lalu entah kenapa tembus di Jl. Sudirman (Pada ga tau jalan soalnya.. hehehehe).

Akhirnya perjalanan berakhir di Cisitu jam 01.30. Ada ide-ide aneh yang muncul, seperti HP dengan bahasa 4L4Y (biar 6H4W03L), Bahasa Minang (soalnya SE udah ada yang dilengkapi fitur bahasa Sunda dan Jawa).

Well, it’s a great night spent with u guys (bener gitu g ya nulisnya), kalau kata Sheila on 7 mah, akan jadi “Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan”

Arvi, sering-sering bawa mobil ya.. hehhhehe

Sebuah Cerita dari Puncak

Liburan semester ini gw frustasi banget. Rencana travelling ke Lombok batal karena beberapa bulan ini gw dalam kesulitan keuangan. Asrama sepi, khususnya lantai gw. Cuma ada gw ama Da Kamil + tamu yang sama sekali ga pernah berinteraksi ama kita.

Lalu Septian menawarkan untuk bantu-bantu acara NLYC (National Leadership Youth Camp) 2010 yang diadakan ama Salman di Vila Prima Bambu Puncak, Bogor. Karena emang ga ada kerjaan, tanpa pikir lagi langsung aja gw terima. Gw kebagian ngurusin Medik.

Kita berangkat Kamis siang dari gerbang depan ITB, dan gw kebagian di bus yang isinya cewek semua, soalnya medik yang ceweknya ga ada. Berhubung gw ga kenal-kenal amat ama panitia dan perserta lainnya, gw diem-diem aja di dalam bus, menikmati perjalanan menuju puncak.

Melewati suatu daerah yang sepertinya mata pencaharian utama penduduknya adalah penambang batu kapur, dimana-mana terlihat bangunan pengolahan batu kapur, pemotong batu, truk yang lalu lalang membawa batu kapur. Lalu derah yang menjajakan buah-buahan khas daerah masing-masing.

Perjalanan ditemani hujan, kabut yang cukup tebal sehingga sopir bus harus ekstra hati-hati. Sampai di tempat kira-kira jam 5-an, bersiap-siap untuk magrib, makan malam dan acara berikutnya.

Dari kamis hingga sabtu tidak ada yang spesial karena umumnya acara ruangan semua. Hmm, yag menarik adalah pembicaranya Adhyaksa Dault. begitu berapi-api, dan menyenangkan.

Selama beberapa hari itu, mulai kenal dengan teman-teman panitia lainnya sehingga susasan jadi lebih akrab. Setiap pagi menikmati mandi air panas, dijamu dengan baik oleh teman-teman pesantren disitu, bahkan kita sempat dijamu dengan Susu Kambing yang lezat.

Minggu adalah waktunya OutBond. Teman-teman Korsa dipercaya untuk merancang kegiatan ini. Hari minggu diawali dengan hujan gerimis, lalu panas, dan gerimis lagi. Gw keliling-keliling tiap-tiap pos untuk memastikan tidak ada yang cidera atau sakit. Siangnya, hujan mulai lebat (dan saya senang) ujan-ujanan di Puncak yang dingin. Penutup outbondnya di daerah aliran sungai di bawah, ditemani hujan dan angin menambah serunya acara siang itu.

Selesai outbond, mandi air panas dan makan siang. mantap kali pun… Bersiap-siap untuk pulang kembali ke Bandung.

Secara keseluruhan acaranya sih lumayan, cuma yang gw liat terlalu lembek kalau mau dijadikan Leadership Camp. Masih banyak peserta yang terkesan ogah-ogahan ga disiplin menjalani acara ini. Dibikin lebih tegas lagi, dengan reward dan punishment, mungkin bisa jadi lebih baik acaranya.

Apapun lah itu, mudah-mudahan bermanfaat… Tul ga??

Pengolahan Mie Instan

Buat yang suka makan mie instan (rebus atau goreng), pasti bosen dengan mie yang hanya diseduh biasa saja. Gw pengen berbagi cara gw bikin mie. Mungkin agak sedikit repot karena mesti pake wajan atau panci, tapi dijamin rasanya lebih mak nyus daripada biasanya.

Mie Goreng

Lebih baik mie nya jangan diseduh, tapi direbus sebentar. Bumbunya dilarutkan dengan sedikit air panas, masukkan saus, kecap dan minyak aduk hingga merata. Mie yang telah direbus ditiriskan. Panaskan sedikit minyak goreng atau margarin (lebih baik kalau minyak goreng dan margarin dicampur). Kalau mau pake telor, orak arik telor sebentar, dan masukkan saus yang tadi telah disiapkan. Tumis sejenak hingga wangi, masukkan mie dan aduk rata dengan api kecil. Kalau pengen nambah saus sambel atau tomat, aduk dengan saus yang tadi disiapkan sebelum ditumis. Sajikan hangat..

Mie Rebus

Panaskan minyak dan margarin, jika mau pake telor dan saus tambahan, tumis hingga jadi orak-arik, tambahkan air secukupnya. Akan lebih mantap kalau ditumiskan cabe rawit (cengek). Sebelum air mendidih, masukkan bumbu. Setelah air mendidih, masukkan mie dan sajikan hangat.

Bumbu yang ditumis atau saus membuat aroma dan kelezatannya maksimal (kata om Rudy nih) sehingga rasa mie instan yang biasa menjadi Ruarr biasa…

Selamat Mencoba