Ada Apa dengan Anjing

Oke, bagi para pecinta Mbak Dian dan film fenomenalnya, tolong jangan tersinggung dulu. Tulisan ini sama sekali tidak memparodikan film AADC atau menyinggungnya, ini hanya sebuah pertanyaan yang muncul di kepalaku terkait dengan hewan berkaki empat bermata dua berhulu satu berkepala naga, kapak naga geni dua satu dua. Eh, maaf, maksudnya hewan yang disebut Anjing.

Kita muai dengan, sebutkan tiga binatang yang paling terkenal (di Indonesia pada khususnya). Jawabannya adalah Anjing, Monyet dan Babi.

Jutaan mulut di tanah katulistiwa menyebutkan tiga binatang ini setiap hari. Kalau misalkan ada lini masa percakapan manusia Indonesia, tiga binatang ini akan selalu ada di puncak trending topic.

Tiga binatang ini adalah umpatan favorit mulut-mulut di Indonesia. Apalagi jika seseorang marah besar, bukan hanya tiga binatang ini yang keluar dari mulut seseorang, mungkin juga teman-temannya yang lain, penghuni kebun binatang atau hutan hujan tropis. Ingat film Warkop DKI, dimana Kasino memaki Dono dengan “Dasar monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kikkkkk”. (Kalau ga percaya, liat video ini)

Tapi ada yang berbeda sob dengan pemakaian kata ‘Anjing’. Dulu mungkin menyebut binatang ini adalah sebuah umpatan yang kasar, karena namanya umpatan berarti menyamakan atau menyebut seseorang dengan kata yang diumpatkannya. Padahal dulu di Yunani, menyebut seseorang anjing berarti memuji, karena anjing adalah hewan yang setia.

Sekarang pemakaian kata anjing berkembang menjadi lebih dari sekadar umpatan, tapi menadi kata penghubung, pelengkap bahkan awalan kalimat. Contoh: “Anjing, tadi ada kejadian aneh banget. Gue ga’ habis pikir, anjing”

Atau bisa juga menjadi ungkapan ekspresi: “Bro, liat tuh mobil keren banget” “Anjing. Gue ga nolak lah kalau dikasih mobil kayak gitu.”

Di beberapa kota besar, pemakaiankata anjing dalam percakapan sudah sangat umum. Tak hanya anak muda, orang tua bahkan anak kecil juga menyelipkan hewan bergigi tajam ini dalam kalimat-kalimat mereka.

Selain perubahan pemakaian kata anjing, kata ini juga mengalami perubahan bentuk. Dari kata anjing menjadi: anjir, anjrit, anjis, anying dan yang terbaru anjay. Mungkin supaya tidak terdengar terlalu kasar mungkin ya di telinga, tapi ya tetap saja, anjing. Hahahaha.

Jadi, ada apa dengan anjing? Apa salahnya sampai ia selalu disebut-sebut? Atau mungkin pertanyaannya adalah “Prestasi apa sih si Anjing sampai ia terkenal banget?”

Sepertinya sebuah percakapan tanpa ada kata anjing, ibarat makan sayur tanpa anjing, eh tanpa garam. Ga gahul, ga oke, ga keceh atau apapun lah itu.

Contoh pemakaian kata anjing dalam sebuah percakapan.

“Anjing, kemaren gue bawa anjing gue jalan sore, terus ketemu anjing gede banget, anjing. Gue lewatin aja sambi tetap bawa anjing gue. Eh mendadak, anjing, si anjing menggonggong keras banget, anjing. Anjinglah, gue kaget setengah mati. Anjing gue sampai terkaing-kaing ketakutan, anjing. Akhirnya gue lari aja, anjing. Takut banget gue anjing, kalau si anjing terus ngejar dan gigit gue.”

“Gue bingung ama cerita loe, yang mana loe yang mana anjing sih? Atau loe dan anjing sama-sama anjing?”

 

Fun quiz, berapa kata anjing dalam postingan ini? 😀

Stop Diskriminasi!

 

Pengertian Istilah

Stop (inggris): berhenti, hentikan

Diskriminasi: pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)

Stop diskriminasi: seruan untuk menghentikan kegiatan pembedaan  perlakuan terhadap sesama warga negara.

Berhenti Membeda-bedakan perlakuan terhadap orang lain.

Postingan ini akan tentang diskriminasi tapi spesifik pada satu masalah. Tenang saja, aku tidak akan membahas tentang isu LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) yang sedang hangat (atau malah sangat panas) dibicarakan di media social akhir-akhir ini. Karena (1) aku bukan orang yang ahli terkait masalah ini, (2) GUE GA PEDULI!

Yang akan aku bahas disini adalah diskriminasi terhadap orang-orang garing. APA? GARING?

Ya, garing a.k.a jayus a.k.a “apaan sih, ga lucu tau”.

Garing yang aku maksud bukanlah garing kerupuk yang digoreng kering, atau garing ikan asin kelamaan dijemur. Garing adalah suatu kondisi dimana lawakan atau jokes yang dilontarkan tidak menghasilkan reaksi seperti yang seharusnya yaitu tertawa terbahak-bahak, tetapi malah tertawa sini, tertawa seadanya atau malah kata-kata “naoon sih maneeeh”. Kondisi ini biasanya karena level jokes yang dilontarkan tidak sama dengan selera humor si pendengar atau penerima. Pendengar atau penerima lawakan akan menatap dengan pandangan kesal, menghela napas panjang, lalu memberikan cap “Si Garing”, “Si Jayus” dan lain-lain.

man, please! Mereka juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belateeeee. (bayangkan suara lengking candil terngiang-ngiang di telingamu). Kebetulan saja level humor mereka tidak bisa diterima oleh selera humormu. Ditambah lagi, memang pede-nya berlebihan aja (batas antara percaya diri dan tidak tahu diri emang tipis kok. Hehehe).

Pada orang-orang yang terindikasi terkena CJSD (Crunchy Jokes Syndrome Disorder) ini, mereka punya hasrat yang menggebu-gebu untuk menghibur kawan-kawannya dengan materi-materi yang bagi mereka itu lucu. Kebetulan aja mereka ga sadar bahwa lelucon mereka itu, eehhm ya gitu deh.

Jadi, tolong terima mereka apa adanya. Bantu mereka untuk keluar dari hasrat untuk melucu, biarkan mereka menyalurkan hasrat terpendam itu, biar ga jadi bisul. Jangan beda-bedakan mereka, siapa tahu nanti ada waktunya kaum-kaum ini akan terkenal mengalahkan lawakan-lawakan barbar yang sedang ngetrend di tv. Toh, Uus aja dengan kegaringannya nongol mulu di tv, siapa tahu nanti ada stasiun televise yang khilaf ngontrak mereka untuk mengisi acara tengah malam setelah lagi Padamu Negeri (disaat semua orang sudah tidur, biar penonton tidak mengalami gangguan mental serupa)

Hati-hati. Konon katanya garing itu menular.

Pakai Helm Dong

Mbak-mbak bercelana ketat yang malam-malam dibonceng oleh pacarnya (atau mungkin tukang ojek pribadi kali ya), dan ga pakai helm, putusin aja pacarnya. Walau emang mbaknya yang gak mau memakai benda bulat aneh yang menutupi kepala. Benda bulat itu terkadang emang bau, seperti kaos kaki yang sudah empat bulan dipakai tanpa dicuci. Rambut mbaknya nanti jadi bau, padahal baru saja dicuci dengan sampo beraroma surga.

Wah, mulai ngaco nih. Jadi putusin aja mbak pacarnya. Berarti dia ga sayang ama mbaknya. Walaupun mbaknya ga mau, si cowok mbak harus maksa mbak memakai helm.

“Kok si masnya maksa saya Makai helm sih?”

Gini lho mbak, walau bentuk helm kebanyakan begitu-gitu saja, tapi fungsinya itu ga gitu-gitu aja. Si benda bulat plastik berlapis busa di bagian dalam itu berfungsi menjaga supaya mbak besok masih bisa dibonceng lagi ama pacar/tukan ojek pribadi untuk hang out atau ajojing sampai pagi.

Helm berfungsi sebagai pelindung kepala. Mbak tahu kepala? Itu lho, tempat paling tinggi dari tubuh mbak, bukan, bukan cepol/konde mbak yang menyaingi Menara petronas, tapi tempat tumbuhnya rambut, wadah yang melindungi organ lunak berlipat-lipat yang biasa disebut otak. Ga nanya lagi kan otak itu apa? Helm melindungi bagian vital kepala seperti tulang tengkorak, tengkuk, mata, telinga, tulang pipi dan dagu. Selain itu helm juga mengurangi hembusan angina dan benda-benda ke mata, dan juga melindungi kepala dari gesekan jika jatuh terseret.

“Tapi kan si cowok slash tukang ojek saya jagoan bawa motornya, ga akan terjadi kecelakaan lah”

Mbak, iya si masnya jago bawa motor, tapi kan pengendara yang lain ga sejago itu. Bisa jadi nanti dia yang nabrak kalian yang sedang bermesraan di atas motor. Namanya umur, siapa yang tau sih mbak? Emangnya situ udah pernah berbalas twit dengan malaikat maut trus nanya kapan mati?

Jadi mbak, boleh helmnya dipakai?

Boys Talk

Dalam obrolanku dengan beberapa orang wanita, sempat muncul pertanyaan “Cowok-cowok kalau ngumpul, ngobrolin apa aja ya? Apakah mereka juga ngegosip? Atau jangan-jangan isi obrolan mereka, tidak jauh-jauh dari cewek dan selangkangan”

Well, aku coba rangkum beberapa topik obrolan cowok-cowok kalau sedang ngumpul-ngumpul. Ini bukan hasil penelitian, hanya rangkuman observasi dan pengalaman pribadi.

Ini merupakan topik paling umum kalau cowok-cowok sedang ngumpul. Mereka akan membicarakan hobi mereka.

Untuk yang hobi bola, topik mereka tidak akan jauh-jauh dari highlight pertandingan, bursa transfer, sedikit mengejek pendukung tim yang kalah, dan diakhiri dengan sedikit taruhan untuk pertandingan berikutnya (mungkin ya.)

Cowok-cowok yang hobi main game, obrolan mereka akan berkisar di walktrough, game-game terbaru bahkan berbagi item-item favorit. Biasanya mereka kan melanjutkan obrolan dengan main game bareng.

Cowok-cowok yang hobi kegiatan di alam, diskusi mereka akan hangat tentang trek dan jalur baru, gear-gear anyar yang harganya membuat dompet langsung terkena stroke mendadak, dan rencana-rencana trip berikutnya

 

  1. Diskusi serius

Sebenarnya diskusi-diskusi serius ini terjadi kalau memang ada topik hangat yang seru dibahas dan kebetulan yang ngumpul adalah orang-orang yang mempunyai interest yang sama dengan topik tersebut. Biasanya cowok-cowok dengan background pendidikan yang sama atau komunitas yang sama akan mudah untuk diskusi serius tentang suatu topik. Bisa politik, filsafat, ekonomi, energy, atau topik apapun yang diskusinya berlangsung hangat dan kadang diselingi adu argument.

  1. Cewek dan gosip

Ini adalah topik paling menarik. Tentu saja, sebagai lelaki dengan orientasi seksual yang wajar dan normal, lawan jenis adalah topik yang menarik dan selalu hangat.  Mereka akan membiarakan mantan, gebetan, mantan gebetan, atau bahkan gebetan mantan (lho…). Tentu saja bahasan ini tidak akan menarik kalau tidak dibumbui gossip-gosip terbaru terkait doi yang lagi diomongin.

Hey, siapa bilang gossip itu monopoli kegiatan cewek-cewek? Kami kaum lelaki juga mempunyai kesenangan untuk menggosipkan orang lain. Membicarakan mantan yang sekarang mempunyai pacar (atau biasanya kami sebut herdernya) yang mungkin sedikit (biar ga gengsi) lebih ganteng dari kami.

Tentu saja, membicarakan teman dan gebetan/pacar/mantannya juga merupakan topik yang menarik.

  1. Curhat

Kami para cowok juga butuh tempat curhat. Curhatan kami pun tidak melulu masalah cewek (tapi ini dominannya sih), tapi juga masalah kerjaan, keluarga, dan cewek (tentu saja, apalagi yang bisa membuat para cowok-cowok patah hati?)

Tapi kami para cowok dengan gengsi yang setinggi gedung al-burj, tentu saja tidak akan dengan mudah curhat sambil menangis. Kami lebih memilih menangis dalam diam di dalam kamar dengan gantengnya. Karena kami tahu, kalau kami curhat kepada teman-teman cowok, kami makin dibully. Jadi ga harus pakai air mata, cukup muka sedih saja. Lalu terbahak-bahak menertawakan diri sendiri.

 

 

Itu aja sih kayaknya, hot topik yang dibicarakan cowok-cowok kalau sedang ngumpul.

Masa sih Cuma itu saja? Tentu saja tidak, obrolan-obrolan jorok, off the record saja, ga usah terlalu diumbar-umbar. Malu, kalau nanti pacar, mantan, gebetan, mantan gebetan atau gebetan mantan baca ini, kan kredibilitas kita jadi turun kaka….

 

Salam